Dengan baju lusuh, ia berjalan bersimbah peluh
Tak pernah mengeluh, meski gerimis basahi tubuh
Ketukketuk kaca mobil
Kondisi tubuh menggigil
Namun tak dapatkan koin meski secuil
Jadilah kecil semakin mengecil
Menjelajah ribuan mobil macet
Terpeleset, kaki lecet
Tubuh tergencet
Tampak siluet
Orangorang berduyun mengerubuti
“Belum mati” celetuk lelaki
Gaduh riuh luruh
Kering kerongkongan
Haus tak tertahankan
Perut keroncongan
Seseorang sodorkan makanan dan minuman
“Terimakasih, Tuan”
Semoga kebaikan Tuan dibalas Tuhan
Glek…
Satu dua teguk air kedamaian lalui kerongkongan
Lahap mengunyah makanan
Tak lupa suapi ananda
Yang tergolek tak berdaya
Menahan lapar dan dahaga
Syukurlah
Tak hanya air gerimis diteguk pengemis
Segelas teh manis pengganti rintik gerimis
Stok air menipis
Makanan pun nyaris habis
Miris
Membayangkan esok kelaparan lagi
Berjalan meniti sepi
Mencari jatidiri
Tak ingin hidup begini
Tapi gimana lagi?
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Comments (0)
Posting Komentar