Kaku

2

Posted by Unknown | Posted in

Sekali merdeka tetap merdeka
Sekali cinta tetap cinta
Susah merubahnya

Sekali gila tetap gila
Sekali tertawa tetap tertawa
Susah menghentikannya

Hati kaku tetap kaku
Membatu
Dipalu tetap beku

Mbuh Kwarepmyu!

PS. Ini bukan puisi. Kalau puisi pasti dapat nilai jelek sekali karena banyak pengulangan kata. Ini hanyalah luapan kejengkelan. Karena sesuatu hal yang tidak dapat saya ceritakan. Dari tadi kata-kata itu menari-nari di otakku. Kalau tidak ditulis, dia tidak akan berhenti menari :D

Gaza Gagah Perkasa

2

Posted by Unknown | Posted in

Gaza Gagah Perkasa

Ada bulir haru melihat rupa Gaza
Porak poranda oleh bangsa kera
Luka, derita, nestapa tak lelah mendera
Gaza...
Masihkah kau gagah perkasa?
Tetap berjuang demi Palestina merdeka
Jangan kau biarkan desing peluru membabi buta
Lawan mereka!
Dengan senjata apa adanya
Dengan kekuatan yang tersisa
Tak surut doa untuk para syuhada
Tak berhenti kami mendo'a untuk damainya Gaza
Semoga...

Sekotak Kerak

0

Posted by Unknown | Posted in

Nasi ditanak meniggalkan kerak
Dengan santan ia melunak
Parutan kelapa muda menambah enak

Sisasisa cinta tak selalu nista
Adakalanya berujung bahagia
Sama dengan kerak nasi
Kriuknya membawa kita ke Surakarta, Jogjakarta
Membuka memori cinta suci

Kupersembahkan sekotak kerak pengganti perak
Ditemani kopi luwak
Dua hati bergejolak
Enak, Kak?

PS. Satu lagi contoh puisi yang kalah kalau diikutkan lomba haha..

Kelana Cinta

3

Posted by Unknown | Posted in

Lama aku mengenalmu, Cinta
Mencicipi aneka rasa
Rasa yang kadang membuatku tak berdaya
Lupa pada Sang Pencipta

Cinta,
Kau begitu hangat selimuti hati
Akupun menerima tanpa alibi
Apa yang kau beri?
Hanya sepi, benci

Lalu aku berkelana
Mencipta daun kata cinta
Kirim ke surga dunia
Mengapa kau diam saja?
Karyaku jadi siasia
Daun kata terbuang percuma

Cinta,
Ma’af kutelah selingkuh dengan dia
Kini aku kembali cicipi cinta sejati
Tanpa dibuai janji duniawi
Tetapi pasti
Demi kebahagiaan nan abadi

Kebayoran Lama, 15/1/10 23:16

PS. Dikirim saat lomba apa gitu lupa :D, dan lagi-lagi masih kalah.

0

Posted by Unknown | Posted in

Kau dengar ceracau pucukpucuk hijau
Kicau burung bangau
Harimau bersenda gurau

Katak berteriak
Anjinganjing menyalak
Rumput meringis terinjak

Jangkrik ngerik bergidik mendelik
Terusik kakikaki berisik
Desau senapan angin merobek pulau
Mereka galau
Merintih dengan suara sengau

Panas membara bakar milyaran jiwa
Gletser berubah wujud tenggelamkan nyawa
Pinguin berduka kehilangan suaka
Dunia tak lagi bernyawa

Aku rindu pulau hijau itu
Tapi kini memerah parah
Hidung dikungkung mendung
Tak terbendung
Udara tak lagi bersahaja
Semua karena ulah makhluk bernama manusia

PS. Puisi ini pernah dikirim untuk lomba tapi kalah. Inilah potret puisi tak layak ikutan lomba :D. Bukan karena itu tapi emang saingannya banyak dan ngeri-ngeri hihi..

Wajah Mendung

0

Posted by Unknown | Posted in

Hitam kelam
Gelap gulita tiada cahaya
puing-puing kehancuran berserakan
terjerembab dilembah kehidupan
dekat dengan kebinasaan
mendung menggantung dilesung
berkabung...
hujan tangis tak terbendung

Pelangi Puisi

0

Posted by Unknown | Posted in

Warna warni menari nari
Hiasi taman hati
Mimpi mimpi menapaki pagi
Tinggalkan jejak puisi
Perkosa inspirasi
Demi sambut pelangi berseri-seri

Cinta Ini Untuk Sepi

0

Posted by Unknown | Posted in

Berteman sepi di siang hari
Kutuliskan puisi ini
Setiap hari sepi menyelimuti hati
Hanya buku-buku yang menemani
Kesendirian ini
Cinta cuma datang dan pergi
Dan sejenak menghampiri
Lalu pergi lagi
Saya yakin suatu saat nanti
Cinta kan datang menghampiri
Menemani hati yang dirundung sepi
Yang kan menemaniku sampai mati

Ternyata memang kesepian bisa jadi teman
Dan sekarang saya sedang bercakap-cakap dengan kesepian
Yang bisa menghasilkan tulisan
Berteman sepi sambil menunggu jawaban
Jawaban dari pertanyaan yang tak pernah ku ungkapkan
Dan sekarang saya jatuh cinta dengan kesepian
Karena dia bisa jadi teman
Teman abadi dalam kehidupan
Teman setelah Tuhan
Teman setelah Kawan
Teman setelah buku-buku usang nan sarat pengetahuan

Sepi Jangan Pergi

0

Posted by Unknown | Posted in

Kini sepi tak lagi menghiasi hari
Sepi tlah merapat ke tepian hati
Dan berlari menemui sunyi

Oh... sepi sampai kapan kau pergi
Akankah kau kembali lagi
Menghampiri hati secerah mentari pagi
Sepi... kunanti kau kembali disini

Meski telah datang pengganti sepi
Yang setia menemani
Tapi.. aku tak inginkan kau pergi
Aku berharap engkau tidak pergi lagi
Tetaplah disini menemani
Karena engkaulah sumber inspirasi

Datang Lalu Hilang

0

Posted by Unknown | Posted in

Sayang datang bertandang
Gelap mata memandang
Terbang menghilang
Kapan pulang?
Kembalilah ke kandang
Jadilah pohon rindang
Sejukkan semua orang
Menjelma bintang terang
Terangi arang benderang

Mati Rasa

0

Posted by Unknown | Posted in

Pucat pasi jari jemari
Tiada desir mengalir
Diiris tak meringis
Dihajar tak memar
Dibakar api tetap kekar
Makan langit pahit
Minum air getir
Makan angin dingin
Minum es darah menetes
Menelan ludah wajah memerah
Rasaku belum mati
Tapi rasa ini benar-benar pergi

PS. Puisi ini asal banget gabungin kata meskipun gak nyambung. Tapi saat di mobil berangkat kerja. Ide ini lewat. Ya udah langsung dicatat.

0

Posted by Unknown | Posted in

Wahai pengembara cinta
duduk dan istirahatlah sejenak
renungi kealfaan diri
kembali pada cinta Illahi Robbi

Sadarlah bahwa cinta sejati yang kau cari
tersembunyi dibalik langit ini
mendongaklah
melangkahlah searah
agar jalanmu terarah
menuju cinta Allah

Wahai pengembara cinta
semoga lebih dicintai dan mencintai Allah
itulah sejatinya mencinta dan dicinta
tak kan ada cinta yang mampu menandinginya
cinta dunia hanya semu belaka
kadang menyisakan luka
cinta Allah imbalannya surga
pilih yang mana?
luka atau surga

Wajah Teduh

2

Posted by Unknown | Posted in

Seraut wajah teduh
Membuat jantung bergemuruh
Senjatanya sungguh ampuh
Melemaskan sendi-sendi yang rapuh
Mengayuh sampan hingga penuh peluh
Di dermaga cintanya caku berlabuh
Dibawah pohon cintanya tempat berteduh
Hapuskan keluh
Berjalan seiring gering
Diiringi denting ranting
Gemerisik dedaunan kering
Jiwa meronta ingin bersanding
Untaian harapan menggelinding
Mimpi-mimpi indah berkeliling
Sejukkan jiwa disetiap denting jam dinding
Disamping si teduh yang langsing
Diriku bernyanyi nyaring

Cinta Tertahan

0

Posted by Unknown | Posted in

Begitu dalam terpendam rasa cinta yang belum saatnya
Lama...
Terkubur dalam hati sunyi
Tak bisa kupungkiri
ledakan magma cinta mengobrak-abrik kalbu
Sendu...
Rem cakram berdecit setiap waktu
Menahan setiap gerak bibir agar tetap bisu
Apakah keliru?
jika hanya kugantungkan semua rasa di dinding kalbu
akhirnya terjatuh satu persatu
dibawa angin lalu

Menunggu waktu
bertemu sosok penyejuk kalbu
tempat melabuhkan cinta tertahan
penambat jangkar rindu beku
Dan bercumbu di pelaminan kebahagiaan
Rasakan indahnya anugerah Tuhan
Kapan?
Kini yang tersisa hanyalah kepingan pengharapan
Menahan hasrat berduaan
Sampai menemukan cahaya bulan
Cinta tertahan kan tergoyahkan

Terungkap Tanpa Tersingkap

0

Posted by Unknown | Posted in

Berlari mengejar mimpi
Simpan misteri
Mencipta puisi
Nikmati semua yang terjadi
Seperti makan nasi

Rasa cinta didekap
Santap rindu dengan lahap
Suka duka terlalap
Jujur aku kalap karena sempat tertangkap
Tertunduk lesu mata menatap
Tangis meratap tawa terhisap

Aku tergagap bercakap
Misteri pun telah terungkap
Namun tak tersingkap, dia tetap gelap
Tak kuasa menyingkap
Hanya berharap melihat cahaya bulan diatas atap
Sirami hati gelap dengan gemerlap

Mentari Pagi

0

Posted by Unknown | Posted in

Senyuman mentari pagi menghiasi bumi
Sinarnya mulai menggores langit Timur
Bulu babi mulai berjemur
Nikmati siluet mentari
Semburat emas menari-nari
Menyajikan keindahan alam negeri
Tergerak hati memeluk mentari
Rasakan hangatnya meresap dalam hati
Namun tak sanggup tangan ini menggapainya
Di Pulau Semak Daun
Rumput laut terbangun
Terumbu karang tersenyum
Bola mentari sentuh tangan ini
Semburkan energi tuk raih mimpi
Obati rindu yang tak terperi
Aku dan mentari bersama menelusuri jejak pagi
Hiasi hati yang tak akan meredup lagi
Berseri kembali
terjang badai
sampai mati
nanti

PS. Ini juga pernah diikutkan lomba blogfam tapi kalah juga :D

Padang Tegang

0

Posted by Unknown | Posted in

Orang Padang tegang
Bumi goyanggoyang
Berlarian lalu lalang mencari tanah lapang
Mengecup petang
Meregang nyawa yang hampir saja melayang
Terjepit reruntuhan
Mayatmayat bergelimpangan

Kering airmata kala gempa melanda
Sesak terisak, jiwa merana
Luka makin menganga
Kala perut menuntut isinya
Tapi tak sesuap pun ada

Padang sayang
Kami datang ungkapkan kasih sayang
Ranah Minang
Semangatlah berjuang
Bangkitlah sekarang


Kebayoran Lama
12 Oktober 2009
Dan telah terbitkan dalam buku antologi puisi Musibah Gempa Padang

Gerimis Pengemis

0

Posted by Unknown | Posted in

Dengan baju lusuh, ia berjalan bersimbah peluh
Tak pernah mengeluh, meski gerimis basahi tubuh

Ketukketuk kaca mobil
Kondisi tubuh menggigil
Namun tak dapatkan koin meski secuil
Jadilah kecil semakin mengecil

Menjelajah ribuan mobil macet
Terpeleset, kaki lecet
Tubuh tergencet
Tampak siluet

Orangorang berduyun mengerubuti
“Belum mati” celetuk lelaki
Gaduh riuh luruh

Kering kerongkongan
Haus tak tertahankan
Perut keroncongan
Seseorang sodorkan makanan dan minuman

“Terimakasih, Tuan”
Semoga kebaikan Tuan dibalas Tuhan
Glek…
Satu dua teguk air kedamaian lalui kerongkongan
Lahap mengunyah makanan
Tak lupa suapi ananda
Yang tergolek tak berdaya
Menahan lapar dan dahaga

Syukurlah
Tak hanya air gerimis diteguk pengemis
Segelas teh manis pengganti rintik gerimis

Stok air menipis
Makanan pun nyaris habis
Miris
Membayangkan esok kelaparan lagi

Berjalan meniti sepi
Mencari jatidiri
Tak ingin hidup begini
Tapi gimana lagi?